Oktober 26, 2010

Janji Tuhan yang tertunda

Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku (Sara – red.) telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya.” Kejadian 21:7

Mengalami penundaan karena suatu hal pasti menimbulkan rasa bosan, jenuh dan juga kecewa. Dalam kehidupan terdapat banyak penundaan yang terjadi tiba-tiba atau mengejutkan: jadwal penerbangan yang tertunda, pernikahan ditunda, kenaikan gaji ditunda. Bagaimana perasaan kita? Pasti jengkel, kecewa, bosan, karena ditunda berarti membuat kita menunggu lebih lama. Kalau ditunda 10 menit mungkin masih bisa ditoleransi; ditunda 1 jam membuat kita mulai kesal dan gelisah, ditunda sehari, seminggu, sebulan dan seterusnya merupakan mimpi buruk! Coba bayangkan bila penundaan itu berlangsung 39 tahun. Apa yang akan kita lakukan dan bagaimana perasaan kita?


Itulah yang dialami Abraham. Suatu ketika Tuhan berjanji kepadanya, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Maka firmanNya kepadanya: ‘Demikianlah banyakknya nanti keturunanmu.’” (Kejadian 15:5). Namun, Sara tetap tidak memiliki anak selama bertahun-tahun, bahkan saat usia keduanya sudah sangat tua, belum juga ada tanda. Secara manusia kita pasti akan kecewa, pahit hati dan menyerah keada keadaan. Kita akan berhenti berharap kepada Tuhan dan mulai memakai logika, lalu kita mencari pertolongan kepada manusia dan ilah lain. Padahal, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!” (Yeremia 17:5).

Tetapi selama 39 tahun Sara dan Abraham menantikan penggenapan janji Tuhan atas mereka. Pada akhirnya “Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankanNya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak-anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.” (Kejadian 21:1-2). Abraham berumur 100 tahun saat Ishak lahir, sedangkan Sara 90 tahun. Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan! Dia mebuat segala sesuatu indah pada waktuNya.

Apa yang dianggap mustahil oleh manusia, kuasa Tuhan memungkinkan hal itu terjadi!

Oktober 05, 2010

Kekuatan Pikiran yang menghasilkan Mujizat

Rahasia pertama untuk memiliki iman kepada Tuhan adalah - mengerti bahwa di dalam Tuhan segala sesuatu mungkin. Di dalam Tuhan, tidak ada penderitaan, tidak ada kesedihan, kekalahan, dan tidak diinginkan.

Rahasia kedua adalah mengakui bahwa Tuhan memiliki otoritas total atas segala sesuatu di dunia ini - di atas setan, malaikat, keadaan, dan semua dunia fisik (lihat Yohanes 14:12). Ketika Anda berdiri di hadapan-Nya, Anda sedang berdiri di hadapan Dia yang dapat memperbaiki apa pun. Yang perlu Dia lakukan hanyalah berfirman.

Rahasia ketiga adalah belajar apa yang menjadi kehendak Tuhan disetiap waktu (lihat Roma 12:1-2, I Yohanes 5:14-15). "Tuhan, apa yang akan Engkau lakukan dalam situasi ini? Apa yang Anda ingin lakukan?" Ketika Anda berkomunikasi dengan-Nya dan menghabiskan waktu bersama-Nya, Anda akan menemukan apa yang menjadi kehendak-Nya (lihat Mazmur 85:8, Ibrani 12:25). Lalu amin-kan apa yang Tuhan janjikan dalam hidup Anda. Alkitab mengatakan Abraham percaya kepada Allah, " maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (Yakobus 2:23). Dia setuju dengan yang diucapkan oleh Allah. Itulah yang harus kita lakukan: Amin Tuhan dan setuju dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam hidup Anda. Abraham setuju dengan Tuhan ketika Tuhan mengatakan bahwa dia akan punya anak, meskipun ia dan istrinya sudah lewat usia subur. Daripada meragukan atau melemahkan iman, Alkitab mengatakan dia "diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah" (Roma 4:20).

Rahasia keempat adalah tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Jangan menganggap bahwa seluruh dunia melawan Anda. Jangan menganggap bahwa tugas yang diberikan kepada Anda tampaknya mustahil. Jangan hanya memikirkan ketidakmampuan Anda sendiri, atau kegagalan Anda sebelumnya, melainkan bertumbuhlah dalam iman, dan berikan kemuliaan kepada Allah. (Lihat Mazmur 84:11, Yesaya 65:24, Yeremia 32:27, Matius 19:26).

Rahasia kelima adalah sepenuhnya yakin. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Abraham “penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:21). Abraham dengan penuh keyakinan. Dalam semangat, ia tidak hanya setuju dengan Tuhan namun juga menjadi sepenuhnya yakin bahwa apa yang Tuhan telah katakan akan terjadi. Sepenuhnya “yakin” adalah apa yang Yesus ajarkan tentang iman yang memindahkan gunung, “apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (lihat Markus 11:24). Ada sesuatu di dalam diri Anda yang mengatakan, “Ini milikku.. Ini adalah milikku. Sekarang aku memilikinya. Tidak ada pertanyaan tentang hal itu. Allah telah mengatakan itu, dan saya percaya itu. Saya sepenuhnya yakin. Saya bukan sedang mempertimbangkan. Saya menerimanya sekarang!”

Abraham mulai hidup seakan-akan punya anak. Hingga waktunya tiba, Ishak "anak yang dijanjikan," dilahirkan.

Keyakinan semacam itu tidak dapat datang dari usaha manusia belaka. Itu hanya muncul dari tergantung pada Allah, karena "iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Ini harus datang dari Tuhan. Upaya memaksa diri untuk percaya tidak akan menghasilkan apapun. Anda harus menggunakan iman yang Tuhan telah berikan kepada Anda. Pertolongan Allah datang kepada Anda ketika Anda menghargai keberadaan-Nya, ketika Anda menyadari kuasa-Nya, ketika Anda memuji Dia, saat Anda membaca FirmanNya, ketika Firman ini meresap dalam hati Anda, dan ketika Anda telah mendengar firman yang diucapkan-Nya dalam hati Anda, “Ini adalah apa yang akan Aku lakukan. Percayalah!”